Pages

Melupakan Kebaikan Diri dan Kesalahan Orang Lain

0 komentar
       Dahulu kala, di sebuah desa terpencil hidup seorang nenek. Walaupun ia sudah tua, jiwanya masih muda. Ia sangat senang membantu orang lain. Di raut wajahnya, selalu telihat senyuman mengembang dari sang nenek. Kaya atau miskin hilir mudik meminta bantuannya, tak jarang Jika si nenek mempunya rizki lebih, tak segan-segan si nenek memeberikan harta bendanya.
     Tua muda selalu saja memujanya, ada seseorang pejabat desa yang merasa ia telah melakukan kebaikan lebih banyak dari sang nenek, tetapi ia tetap saja merasa gelisah.

      Suatu hari pejabat itu mendatangi sang nenek. Ia merasa jika dirinya telah berbuat kebaikan lebih banyak tetapi ia tetap saja merasa gelisah. Bukankah jika seorang berbuat kebaikan hidupnya akan tenang, begitu pikirnya.

“Nek, bagaimana bisa nenek hidupnya dipuja-puja orang? Padahal jika dibandingkan dengan saya, jelas saya lebih banyak menolong orang, tetapi kenapa saya terus merasa gelisah nek?”, tanya sang pejabat.

“Sekarang nenek ingin bertanya, apa yang telah tuan pejabat lakukan hari ini? ”, tanya si nenek.

“Hari ini saya membantu sebuah keluarga kecil yang kekurangan dan meraka merasa bahagia sekali saat aku bantu. Tetapi sayangnya ketika saya hendak kerumah nenek, saya bertemu dengan seorang kakek yang terpeleset dijalan. Dengan maksud menolongnya saya malahan di cacimaki. Katanya saya pejabat yang tidak becus dan tidak perduli pada rakyatnya.” Jelas sang pejabat.

Sang nenek kemudian berkata “ kuncinya adalah lupakan semua itu, lupakan semua kebaikan yang telah kau lakukan dan lupakan kesalahan orang lain pada dirimu”, jawab sang nenek dengan tenang.
     Sang pejabat pun tercengang, kini ia tahu rahasia kehidupan nenek mengapa dia begitu dihormati dan bahagia. Kini hidup si pejabat lenih tenang dan lebih baik lagi. semenjak peristiwa itu si pejabat selalu mengingat pesan yang disampaikan oleh nenek kepadanya.


---------------------------

Diadaptasi dari buku Open Your Eyes, Your Mind, Your Heart, Your Hands and Change You  karya Andy Stevenio  dan ditulis ulang oleh Kamila Salsabila Pemenang Pustaka Loka Kelas Baca Qur'an Sanggar Baca Jendela Dunia.



Nabi Ayub Yang Tabah

0 komentar
      Setan marah ketika melihat nabi Ayub tetap tabah. Mereka ingin menunjukan kejahatannya. “Kita harus mencari cara untuk menggoda nabi Ayub”, kata setan kepada teman-temannya.
     “Bagaimana kalau kita memberi nabi Ayub penyakit kulit”, kata setan. Teman-temannya pun setuju. ketika nabi Ayub sedang shalat setan memberi penyakit itu kepada nabi Ayub. Beberapa saat kemudian penyakit itu mulai menggerogoti tubuh nabi Ayub.
     “uuuh…bau apa ini”, kata salah satu tetangga nabi Ayub. “itu bau dari penyakit nabi Ayub”. Semua orang menjauhi nabi Ayub kecuali isterinya yang setia menjaganya. Namun lama-kelamaan istri nabi Ayub mulai bosan dan meninggalkannya. Nabi Ayub berjanji ketika ia sembuh ia akan memukuli isterinya.
    “Bagaimana Ayub?, jika kau tetap beriman kepada Allah engkau akan menyesal”, kata setan. “Menyesal, Tidak mungkin”, kata nabi Ayub.
     Keesokan harinya nabi Ayub bangun ia mencuci muka dengan air telaga. Tiba-tiba penyakit itu pun hilang. Ia bersyukur kepada Allah. Ia menepati janjinya dengan berat hati. Istrinya siap dan Ayub juga siap. Setelah kejadian itu, nabi Ayub dan istrinya menjadi lebih tabah. Allah pun juga ikut senang. Nabi  Ayub percaya bahwa Allah lah yang memberi penyakit dan Dia juga yang akan menyembuhkan penyakit.    

Cerita ditulis ulang oleh : Putra (Kelas IV SD)   Pemenang Pustakaloka Kelas Baca Qur'an       Sanggar Baca Jendela Dunia.

Cari